Minggu, 10 Februari 2019

Ibn Khaldun


A.    Identitas dan Riwayat Hidup Ibn Khaldun
Ibnu Khaldun hidup pada periode akhir dari dinasti Malmuk, yaitu periode sejarah keruntuhan peradaban Islam di Bagdad karena serangan bangsa Tartar pada tahun 654 H sampai 923 H. pada periode itulah dinasti Usmani menakhlukkan Mesir dan mengusirnya. Oleh karena itu, secara berangsur kekuasaan pemerintahan Arab beserta peradabannya berpindah dari Bagdad ke Kairo, sehingga kota Kairo menjadi pusat peradaban Islam yang berkembang pesat, terhindar dari kekejaman bangsa Tartar seperti yang terjadi di Bagdad dan Syam (Siria).[1]
Nasab Ibnu Khaldun digolongkan kepada Muhammad ibnu Muhammad ibnu Hasan ibnu Jabir ibnu Muhammad ibnu Ibrahim ibnu ‘Abd Al Rahman ibnu Khalid. Namun lebih dikenal sebagai Ibnu Khaldun. Nama aslinya adalah Abdurrahman ibnu Khaldun Al-Magribi Al-Hadrami Al-Maliki. Digolongkan kepada al-Magribi, karena lahir dan dibesarkan di Magrib kota Tunis, dijuluki Al-Hadrami karena keturunannya berasal dari Hadramaut Yaman, dan dikatakan al-Maliki karena ia menganut madzab Imam Malik. Gelar Abu Zaid diperoleh dari nama anaknya yang tertua Zaid. Panggilan Wali Ad-Din diperolehnya setelah menjadi hakim di Mesir.[2]
Keluarga Ibnu Khaldun awalnya tinggal di Isbilih yang terletak di bagian wilayah Andalusia, pada masa pemerintahan Bani ‘Abbad. Abdullah Abd al-Rahman Abu Zayd Ibn Muhammad Ibn Khaldun lahir di Tunisia pada bulan Ramadhan 732 H/1332 M. Lahir ditengah-tengah keluarga ilmuan dan tokoh pemerintahan. Oleh karena itu, Ibnu Khaldun memperoleh dua orientasi yang kuat: pertama, cinta belajar dan ilmu pengetahuan. Kedua, cinta jabatan dan pangkat. Kedua faktor tersebut sangat menentukan dalam perkembangan pemikirannya.
Beliau dikenal dengan nama Ibnu Khaldun karena dihubungkan dengan garis keturunan kakeknya yang kesembilan, yaitu Khalid bin Usman. Kakeknya ini merupakan orang pertama yang memasuki negeri Andalusia bersama para penakluk berkebangsaan Arab. Sesuai dengan kebiasaan orangorang Andalusia dan Maghribi yang terbiasa menambahkan huruf wow ( و) dan nun ( ن) dibelakang nama-nama orang terkemuka sebagai penghormatan dan takzim, maka nama Khalid pun berubah kata menjadi Khaldun.[3]
Ibn Khaldun dimulai pada usia yang dini, dengan pengajaran yang ketat dari guru pertamanya, yaitu orangtuanya sendiri dengan membaca al-Qur’an. Kemudian belajar dari sarjana-sarjana terkenal pada waktu itu tentang Hadits, Fikih, Sastra dan Nahu Sharaf. Tunisia pada waktu itu merupakan pusat ulama dan sastrawan di daerah Magrib. Umur 20 tahun bekerja sebagai sekretaris Sultan Fez di Maroko. Sekian banyak pendidik tempat Ibn Khaldun menimba ilmu, ada dua orang yang dianggap paling berjasa terhadapnya yaitu: Syaikh Muhammad Ibn Ibrahim al-Abili dalam ilmu-ilmu filsafat dan Syaikh Abd. Al-Muhaimin Ibn al-Hadrami dalam ilmu-ilmu agama.  Akan tetapi adanya wabah pes yang dasyat pada tahun 749 H mengakibatkan tidak dapat melanjutkan studinya. Bahkan dalam peristiwa tersebut, Ibn Khaldun kehilangan kedua orangtua serta beberapa orang pendidik akibat wabah pes.[4]
Wafatnya kedua orangtua Ibnu Khaldun saat ia masih remaja merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi keterikatannya terhadap keluarga dan tempat kediamannya serta membuka kesempatan baginya untuk berkelana dan terjun ke dunia politik di berbagai pelosok Magrib (Maroko).[5]
Kehidupan Ibnu Khaldun dapat dibagi kepada empat periode dimulai sejak ia berada di Tunisia sampai meninggal di Kairo dan setiap periode mempunyai ciri tersendiri:[6]
1.      Periode pertumbuhan, belajar dan menuntut ilmu (732-751 H) selama 20 tahun, seluruhnya dihabiskannya di Tunisia. Pada periode ini Ibnu Khaldun berhasil menyelesaikan studinya dan memperoleh beberapa ijazah ilmiah.
2.      Periode bekerja pada jabatan-jabatan administrasi, sekretaris dan politik (751-776 H). Selama lebih kurang 25 tahun ia berkelana di negeri-negeri Magrib dan di beberapa negeri Andalus bekerja pada jabatan jabatan pemerintah dalam bidang administrasi, sekretaris, dan politik.
3.      Periode ’uzlah (mengasingkan diri) menulis dan mengadakan penelitian (776-784 H). Pada periode ini Ibnu Khaldun berhasil menulis karyanya yang terkenal ’Mukaddimah Ibnu Khaldun’.
4.      Periode mengajar dart menjadi hakim (784-808 H). Pada periode ini Ibnu Khaldun meninggalkan kehidupan politik seluruhnya dihabiskan di Mesir. Ia berhasil menjabat jabatan hakim sebanyak enam kali, di samping menjadi tenaga pengajar di Al-Azhar dan di sekolah-sekolah lain di Mesir.
Tahun 1362 Ibn Khaldun menyeberang ke Spanyol dan bekerja pada raja Granada. Beliau menjadi utusan raja untuk berunding dengan Pedro (raja Granada)  dan raja Stevilla. Berkat kecakapannya, beliau ditawari bekerja oleh para penguasa kristen saat itu. Sebagai imbalannya, tanah-tanah bekas milik keluarganya dikembalikan kepadanya. Akhirnya, keputusan tawaran untuk bekerja jatuh pada raja Granada. Tidak lama tinggal di Granada. Beliau kembali ke Afrika dan diangkat menjadi perdana Menteri oleh Sultan al-Jazair. Tahun 1362-1375 terjadi pergolakan politik, menyebabkan Ibn Khaldun terpaksa mengembara ke Maroko dan Spanyol[7].
Ibnu Khaldun melaksanakan ibadah haji pada tahun 1382, kemudian berangkat ke Iskandariah dan ke Mesir. Setelah kepindahannya di Mesir,  beliau diangkat menjadi Ketua Mahkamah Agung pada masa pemerintahan Dinasti Mamluk. Ibnu Khaldun selain dikenal sebagai filosof juga dikenal sebagai sosiolog yang memiliki perhatian besar terhadap bidang pendidikan. Mesir tahun 1406, tepat diumur 74 tahun beliau meninggal.

B.     Pemikiran Ibn Khaldun secara Umum
Ibn Khaldun adalah ilmuwan Muslim yang tetap kreatif menghidupkan khazanah intelektualisme Islam pada periode Pertengahan. Ibn Khaldun dalam lintasan sejarah tercatat sebagai ilmuwan muslim pertama yang serius menggunakan pendekatan sejarah (historis) dalam wacana keilmuan Islam.
Ibnu Khaldun adalah sejarawan dan bapak sosiologi Islam yang hafal Al-Qur‘an sejak usia dini. Ibnu Khaldun juga dikenal sebagai ahli politik Islam, dan bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelurn Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya. Bahkan ketika memasuki usia remaja, tulisan' tulisannya sudah menyebar ke mana-mana. Tulisan-tulisan dan pemikiran Ibnu Khaldun terlahir karena studinya yang sangat dalam, pengamatan terhadap berbagai masyarakat yang dikenalnya dengan ilmu dan pengetahuan yang luas, serta ia hidup di tengah-tengah mereka dalam pengembaraannya yang luas pula.[8]
Ibn Khaldun melihat manusia tidak terlalu menekankan pada segi kepribadiannya, sebagaimana yang dibicarakan para filosof, tetapi beliau lebih melihat kepada hubungan dan interaksi dengan kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Hal ini membuat Ibn Khaldun dianggap sebagai salah seorang pendiri sosiologi dan antropologi. Menurut Ibnu Khaldun, manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Perbedaan terletak pada manusia memiliki pemikiran yang dapat menolong dirinya untuk menghasilkan kebutuhan hidupnya, juga memiliki sikap hidup bermasyarakat yang dapat membentuk suatu masyarakat yang antara satu dengan yang lainnya saling menolong. Selain itu, menurut Ibn Khaldun dalam proses belajar manusia selain  bersungguh-sungguh juga harus memiliki bakat. Mencapai pengetahuan yang bermacam-macam selain memiliki ketekunan juga memiliki bakat.
Selanjutnya Ibnu Khaldun beranggapan bahwa pertumbuhan pendidikan dan ilmu pengetahuan dipengaruhi oleh peradaban. Dilihat pada Negara Qairawan dan Cordova terdapat pertumbuhan ilmu, pabrik, dan pasar yang tersusun rapi. Keadaan ini akan mempengaruhi terhadap corak pendidikannya.[9]
Sebagai seorang Filosof Muslim pemikiran Ibnu Khaldun sangatlah rasional dan banyak berpegang kepada logika. Sementara itu, pandangan lain menyatakan bahwa ibnu Khaldun mendapat pengaruh dari ibnu Rusyd (1126-1198 M.) dalam masalah hubungan antara filsafat dan agama.namun, ada ciri utama yang sangat khas dari pemikiran Ibnu Khaldun yaitu ia berhasil menyatukan pemikiran yang sangat berbeda dari pemikiran filsafat al-Ghazali dan Ibnu Rusyd. Semua hasil pemikiran dari Ibnu Khaldun adalah hasil dari kondisi sosio-kultural yang ada pada masanya. Al- Muqaddimah, pendahuluan bagi kitab al-‘Ibar merupakan perasaan dari hasil renungan teoritisnya, plus pengalaman empirisnya sebagai tokoh yang terlibat langsung dalam intrik-intrik politik Afrika utara dan Granada. Corak pemikirannya yang rasionalistik-empiristiksufistik kiranya telah dijhadikan dasar pijakan dalam membangun teori- teori sejarahnya.[10]
Beberapa karya yang cukup terkenal dari Ibnu Khaldun.
a.    Kitab al’Ibar (tujuh jilid) yang telah ia revisi dan ditambahnya beberapa bab baru di dalamnya, nama kitab ini menjadi Al- ‘Ibar Wa Diwanul Mubtada’ awil Khabar fi Ayyamil ‘Arab wal ‘Ajam wal Barbar wa Man ‘Asharahum min Dzawis Sulthan AlAkbar. Kitab ini pernah diterjemahkan dan diterbitkan oleh De Slane pada tahun 1863, dengan judul Les Prolegomenes d’Ibn Khaldoun.
b.    Muqaddimah Ibnu Khaldun (pendahuluan atas kitab Al-‘Ibar yang bercorak sosiologis-historis, dan filosofis).
c.    At-ta’rif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya).
d.   Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (sebuah kitab tentang permasalahan dan pendapat-pendapat teologi, yang merupakan ringkasan dari kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa alMuta’akh-khiriin karya Imam Fakhruddin ar-Razi).[11]
Salah satu sumbangan yang orisinal dari Ibnu Khaldun adalah teorinya mengenai Ashabiyah dan perannya dalam pembentukan Negara, kejayaan, dan keruntuhannya. Konsep ashabiyah ini merupakan poros utama dalam teori-teori social Ibnu Khaldun. Khaldun tidak hanya menjelaskan konsep ashabiyah sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, namun disamping itu juga menghadapkannya dengan konsepkonsep yang telah ada dan berkembang pada waktu itu. Ashabiyah lahir dari hubungan-hubungan darah (blood ties) dan ikatan yang menumbuhkannya. Ikatan darah memunculkan perasaan cinta terhadap saudara dan kewajiban untuk menolong dan melindungi mereka dari tindak kekerasan. Semakin dekat hubungan darah dan seringnya kontak diantara mereka, maka ikatan-ikatan dan solidaritas akan semakin kuat. Tetapi sebaliknya, semakin renggang hubungan tersebut maka ikatan-ikatan tersebut akan semakin melemah.[12]

C.    Pemikiran Ibn Khaldun tentang Pendidikan Islam
Ilmu yang pertama kali harus diajarkan kepada anak menurut Ibn Khaldun adalah ilmu Al Qur’an, karena mengajarkan Al Qur’an termasuk syari’at agama Islam yang dipegang teguh oleh para ulama dan nantinya akan menjadi pegangan hidup serta merupakan asas dari ilmu-ilmu. Pengajaran yang diberikan sejak dini lebih mudah, karena otak anak masih jernih. Oleh karena itu, Ibn Khaldun menyusun ilmu-ilmu naqli sesuai manfaat dan kepentingan bagi peserta didik kepada beberapa ilmu, yaitu:[13]
1.      Al-Qur’an dan Hadits
2.      Ulum al-Qur’an
3.      Ulum al-Hadits
4.      Ushul al-Fiqh
5.      Fiqh
6.      Ilmu al-Kalam
7.      Ilmu al-Tasawuf
8.      Ilmu Ta’bir al Ru’ya
Ilmu-ilmu naqli hanya ditujukan untuk dipelajari pemeluk Islam. Eksistensi ilmu berfungsi menasakhkan ilmu-ilmu dari setiap agama yang lalu dan mengembangkan kebudayaan manusia secara dinamis.[14]
Ibn Khaldun berpendapat pendidikan tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh peradaban. Berkenaan dengan ilmu pengetahuan, Ibn Khaldun membaginya menjadi tiga macam, yaitu:[15]
1.      Ilmu lisan (bahasa)
Ilmu lisan yaitu ilmu tentang tata bahasa (gramatika) sastra atau bahasa yang tersusun secara puitis (sya’ir).
2.      Ilmu naqli
Ilmu naqli yaitu ilmu yang diambil dari kitab suci dan sunnah Nabi. Ilmu ini berupa membaca kitab suci al Qur’an dan tafsirnya, sanad dan hadits yang pentashihannya serta istimbat tentang kaidah-kaidah fiqih. Ilmu ini mengajarkan tentang hukum-hukum Allah yang diwajibkan kepada manusia.
3.      Ilmu ‘aqli
Ilmu ‘aqli yaitu ilmu yang menunjukkan manusia dengan daya pikir atau kecerdasannya kepada filsafat dan semua ilmu pengetahuan. Termasuk di dalam kategori ilmu  ini adalah ilmu mantiq (logika), ilmu alam, ilmu ketuhanan, ilmu teknik, ilmu hitung, ilmu tingkah laku (behavior) manusia, termasuk juga ilmu sihir dan ilmu nujum (perbintangan). Namun, ilmu nujum dianggap ilmu yang fasid, karena ilmu ini dapat digunakan untuk meramalkan segala kejadian sebelum terjadi atas dasar perbintangan. Hal ini dianggap batil, karena berlawanan dengan ilmu tauhid.
Menurut Ibn Khaldun, mempelajari ilmu-ilmu aqli dipandang sebagai sesuatu yang lumrah bagi manusia dan tidak hanya dimiliki suatu agama. Ilmu-ilmu aqli bagi Ibn Khaldun dapat diketahui manusia melalui proses berfikir dan meneliti, bukan berdasarkan wahyu dan sepantasnya dipelajari serta dikuasai sebagian manusia. Hal ini disebuabkan, betapa besarnya manfaat untuk kehidupan individu dan masyarakat.



[1] Al-Jumbulati, Ali dan Abdul Futuh At-Tuwaanisi. Perbandingan Pendidikan Islam, Cet.2 .(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002) hlm 174.
[2] Muhammad bin Khaldun, AI-Allamah Abdurrahman. Mukaddimah lbnu Khaldun /Al-Allamah Abdurrahman Muhammad bin Khaldun; Penerjemah: Masturi Ilham, Lc, Malik Supar, Lc: dan Abidin Zuhri.; cet. I -Jakarta. Pustaka AI-Kautsar, 2011. Hlm. 1079
[3] Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat: Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Ke-3, Ed. 1, Cet. 2 (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 67.
[4] Ramayulis dan Samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam Mengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005) 19.
[5] Muhammad bin Khaldun, AI-Allamah Abdurrahman. Mukaddimah lbnu Khaldun /Al-Allamah Abdurrahman Muhammad bin Khaldun; Penerjemah: Masturi Ilham, Lc, Malik Supar, Lc: dan Abidin Zuhri.; cet. I -Jakarta. Pustaka AI-Kautsar, 2011.hlm. 1080
[6] Ibid. hlm. 1082-1083.
[7] Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009),281.
[8] Muhammad bin Khaldun, AI-Allamah Abdurrahman. Mukaddimah lbnu Khaldun /Al-Allamah Abdurrahman Muhammad bin Khaldun; Penerjemah: Masturi Ilham, Lc, Malik Supar, Lc: dan Abidin Zuhri.; cet. I -Jakarta. Pustaka AI-Kautsar, 2011.hlm 1086.
[9] Abuddin nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 175.
[11] Masturi Irham dkk, Ibnu Khaldun Muqoddimah Ibnu Khaldun diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Cet. Ketiga (Jakarta: Pustaka alKautsar, 2011), xiv.
[12] https://media.neliti.com/media/publications/99229-ID-pemikiran-politik-ibnu-khaldun-dan-pembe.pdf.10 Oktober 2018, 09:19 WIB.
[13] Ramayulis dan Samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam Mengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005) 22.
[14] Ibid,23.
[15] Abuddin nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 175.

Sabtu, 15 Oktober 2016

Pertanyaan tentang sains dan teknologi...

   Pertanyaan tentang sains dan teknologi...
     1. Jelaskan perbedaan antara sains dan teknologi !
    2. Buatlah bagan klasifikasi materi dan berikan contoh dari masing-masing zat yang terdapat dalam bagan tersebut !
     3. Mengapa kita harus menghemat energi yang berasal dari minyak bumi ? Jelaskan usaha yang dapat kita lakukan untuk menghemat energi tersebut !
     4. Apa tujuan manusia untuk terus mengembangkan teknologi ? Jelaskan !
   5. Menurut pendapat Anda, apakah perkembangan teknologi mutlak diperlukan ? Jelaskan dengan memberi contoh dampak positif dan negatif yang ditimbulkan !

Jawab:
   1.      Sains adalah suatu cara untuk mempelajari aspek -aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik dan melalui metode-metode saintifik yang terbakukan. ruang lingkup sains terbatas pada pada hal - hal yang dapat dipahami oleh indera (penglihatan, sentuhan, pendengaran, rabaan dan pengecapan).
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
    2.      Bagan klasifikasi materi

  
    3.      Kita harus menghemat energi yang berasal dari minyak bumi, karena minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Dan pemakaian minyak bumi yang semakin banyak membuat minyak bumi semakin langka dan bisa-bisa sudah tidak ada lagi. Oleh sebab itu, selain menggunakan energi dari minyak bumi kita juga bisa menggunakan energi alternatif, seperti menggunakan energi matahari, tenaga angin, bahkan tenaga nuklir. Cara kita menghemat penggunaan minyak bumi dapat dilakukan antara lain dengan cara menghemat listrik, karena minyak bumi juga digunakan sebagai energi pembangkit listrik. Lampu, TV, AC, dan alat-alat elektronik lainnya dihidupkan bila diperlukan saja. Pemakaian kendaraan bila perlu saja, dan sebaiknya sekali bepergian untuk beberapa tujuan di jalur yang sama. Selain itu, kita berharap pemerintah bisa menyediakan sarana transportasi yang bisa mengangkut sekaligus orang banyak, tetapi nyaman dan murah.
    4.      Tujuan manusia dalam mengembangkan teknologi yaitu karena sifat manusia itu sendiri yang selalu kurang puas dengan hasil yang telah dicapai. Selain itu juga, karena untuk mempermudah segala kegiatan.
     5.      Menurut saya, perkembangan teknologi mutlak diperlukan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Namun, manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.
Dampak dari penggunann teknologi

a.      Bidang Informasi dan komunikasi
Dampak positifnya antara lain:
1)       Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui  internet
2)       Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
3)       Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain.
Dampak negatifnya antara lain:
1)       Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
2)       Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu
3)       Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
4)       Kecemasan teknologi selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
5)       Manusia semakin malas karena adanya barang-barang elektronik terlebih di era modern ini perusahaan alat-alat elektronik selalu berlomba-lomba untuk membuat hal yang meringankan kinerja otak maupun fisik manusia dan sudah menjadi hal utama sehari-hari yang dilakukan oleh seluruh mayoritas manusia tertentu.

b.      Bidang Ekonomi dan Industri
Dampak positifnya antara lain:
1)      Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
2)      Terjadinya industrialisasi
3)      Produktifitas dunia industri semakin meningkat
4)      Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut. 
Dampak negatifnya antara lain:
1)      terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
2)      Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.

c.       Bidang Sosial dan Budaya
Dampak positifnya antara lain:
1)      Meningkatnya rasa percaya diriKemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri  sebagai suatu  bangsa  akan  semakin  kokoh.  Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
2)      Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatip pada aspek budaya. Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatip pada aspek budaya.
Dampak negatifnya antara lain:
1)      Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
2)      Pola interaksi antar manusia yang berubah kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.

d.      Bidang Pendidikan
Dampak positifnya antara lain:
1)       Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
2)       Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
3)       Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka.
Dampak negatifnya antara lain:
1)      Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
2)      Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.      Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contohnya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.

e.       Bidang Politik
Dampak positifnya antara lain:
1)      kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
Dampak negatifnya antara lain:
1)      Orang akan menggunakan berbagai cara untuk mejadi pemimpin

Sabtu, 01 Oktober 2016

Memotivasi Anak...???

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dengan “motif” dimaksud segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Bila seorang anak tidak berbuat seperti seharusnya, maka harus diselidiki apa sebabnya. Sebab itu bermacam-macam, seperti seorang anak yang tidak sanggup, sakit, lapar, benci kepada pekerjaan atau guru, tidak pandai belajar, sibuk dengan pekerjaan lain dan sebagainya.
Dengan motivasi dimaksudkan untuk menyediakan kondisi yang kondusif sehingga anak mau melakukan pembelajaran. Bila anak tidak suka, ia akan berusaha untuk menghindar. Sedangkan, anak yang memiliki inteligensi tinggi mungkin gagal dalam pelajaran, dikarenakan kekurangan motivasi. Hasil yang baik akan tercapai dengan motivasi yang kuat. Anak yang gagal tidak begitu saja dapat dipersalahkan. Mungkin gurulah yang tidak berhasil memberi motivasi yang dapat membangkitkan kegiatan anak.
Memberi motivasi bukan pekerjaan yang mudah. Motivasi yang berhasil bagi seorang anak, mungkin tidak berhasil bagi anak lain. Jadi, cara memotivasi anak itu berbeda-beda.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, bisa diambil rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Apa pengertian motivasi?
2.      Bagaimana cara memotivasi anak?

C.    Tujuan
Adapun tujuan secara umum, yaitu.
1.      Memudahkan orang tua dalam membujuk anak untuk belajar.
2.      Mempermudah guru dalam pembelajaran.
Sedangkan secara khusus, yaitu.
1.      Agar anak giat meningkatkan belajar.

 BAB II
PEMBAHASAN

       A.    Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu unsur terpenting pengajaran yang efektif, dan merupakan salah satu yang paling sulit diukur. Kesediaan siswa untuk belajar adalah produk dari banyak faktor, yang berkisar dari kepribadian dan kemampuan siswa, hingga karakteristik tugas pembelajaran tertentu, insentif untuk belajar, suasana, dan perilaku guru.
Beberapa siswa lebih termotivasi untuk bergaul atau pergi ke mal, daripada menyelesaikan pekerjaan sekolah. Jadi, guru sebagai pendidik sebenarnya adalah menemukan, mengobarkan, dan mempertahankan motivasi siswa untuk mempelajari pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan demi keberhasilan di sekolah maupun dalam kehidupan,  bukan untuk meningkatkan motivasi pada dirinya.
Pakar psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu (Murphy dan Alexander, 2000; Pintrich, 2003; Schunk, 2000; Stipek,2002). Secara sederhana, motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan seseorang melangkah, membuat tetap melangkah, dan menentukan kemana akan melangkah.
Motivasi dapat berbeda-beda intensitas maupun arahnya (Ryan dan Deci, 2000). Namun, intensitas dan arah motivasi sering sulit dipisahkan. Intensitas motivasi telibat kedalam suatu kegiatan memungkinan. Namun, sebagian besar bergantung pada intensitas dan arah motivasi untuk terlibat kedalam kegiatan alternatif. Motivasi bukan hanya berperan penting dalam mengupayakan siswa terlibat ke dalam kegiatan akademis, tetapi juga dalam menentukan seberapa banyak akan dipelajari siswa dari kegiatan yang mereka lakukan, atau dari informasi yang dihadapkan pada mereka. Siswa yang termotivasi untuk mempelajari sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi untuk mempelajari, menyerap dan mengingat lebih banyak darinya (Driscoll,2005; Jetton dan Alexander, 2001; Pintrich, 2003). Dan mereka lebih mungkin memindahkan pembelajaran kesituasi yang baru (Pugh dan Bergin, 2006).

     B.     Cara meningkatkan motivasi anak untuk belajar
      Kadang-kadang suatu mata pelajaran dirasakan begitu menarik dan bermanfaat bagi anak. Sehingga, mereka bersedia menyelesaikan pekerjaan yang diperlukan untuk mempelajari bahan tersebut tanpa insentif selain tingkat ketertarikan akan bahan itu sendiri. Bagi anak ini, pelajaran favorit itu sendiri mempunyai nilai insentif intrinsik yang mencukupi untuk memotivasi mereka belajar. Siswa yang mempunyai “perspektif waktu masa depan” yang kuat (yaitu bersedia melakukan hal-hal hari ini, yang mungkin akan menguntungkan mereka dimasa depan) sering termotivasi untuk belajar, bahkan tanpa insentif langsung ( Husman dan Lens, 1999).  
Siswa menerima sekitar 900 jam pengajaran setiap tahun, dan daya tarik intrinsik sendiri tidak akan membuat mereka tetap bekerja dengan antusias setiap hari. Khususnya, motivasi intrinsik siswa umumnya menurun dari sekolah dasar tahun-tahun pertama hingga sekolah menengah atas (Gottfried dan Fleming, 2001; Sethi, Drake, Dialdin, dan Lepper, 1995). Karena alasan ini, sekolah menerapkan berbagai jenis insentif ekstrinsik. Melalui insentif ekstrinsik akan memudahkan guru memberi motivasi kepada anak didiknya. Dibawah ini dijelaskan beberapa cara guru memotivasi anak didiknya.
1.      Memberi angka
Memberikan angka sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi angka ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang  bervariasi. Pemberian angka kepada  anak didik diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi, agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi. Dan angka itu harus benar-benar menggambarkan hasil belajar anak. Akan tetapi, adapula yang belajar untuk naik kelas saja. Namun, belajar semata-mata untuk mencapai angkat tidak akan memberi hasil-hasil belajar yang sejati, dan tidak mendorong seseorang untuk belajar sepanjang umur. 
2.      Memberi Hadiah
Maksudnya suatu pemberian, berupa kenang-kenangan kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini dapat menambah atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa, karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.
Hadiah memang dapat membangkitkan motivasi bila setiap orang mempunyai harapan untuk memperolehnya. Bagi pelajar, hadiah juga dapat merusak. Karena bisa menyimpangkan pikiran anak dari tujuan belajar yang sebenarnya.
3.      Saingan
Saingan sering digunakan sebagai alat untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi diindustri, perdagangan, sekolah, dan yang lainnya. Persaingan sering mempertinggi hasil belajar, baik persaingan individual maupun persaingan antar-kelompok.
4.      Sering Memberi Ulangan
Murid-murid lebih giat belajar, apabila tahu akan diadakan ulangan atau tes dalam waktu singkat. Akan tetapi, jika ulangan terlampau sering, misalnya setiap hari, maka pengeruhnya tidak berarti lagi. Ulangan dua minggu sekali lebih merangsang murid-murid untuk belajar dengan giat daripada ulangan tiap hari. Tentu saja harus diberitahukan terlebih dahulu akan diadakannya ulangan itu. Karena tes tiba-tiba dalam hal ini tidak berfaedah.
5.      Pujian  
Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik, merupakan motivasi yang baik. Pujian yang tidak beralasan, serta terlampau sering diberikan akan hilang artinya. Dalam percobaan-percobaan ternyata pujian lebih bermanfaat daripada hukuman atau celaan. Guru hendaknya mencari hal-hal pada setiap anak yang dapat dipuji, seperti tulisan, ketelitian, tingkah laku dan sebagainya. Pujian memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi harga diri anak. 
6.      Teguran
Dipergunakan untuk memperbaiki anak yang membuat kesalahan, malas dan berkelakuan tidak baik. Namun, harus dipergunakan dengan hati-hati dan bijaksana, agar tidak merusak harga diri anak.
7.      Lingkungan Fisik Kelas
Lingkungan fisik kelas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Lingkungan kelas yang kondusif, nyaman, menyenangkan, dan bersih berperan penting dalam menunjang keefektifan belajar. Lingkungan  juga akan mempengaruhi mental siswa secara psikologis dalam menerima informasi dari guru di dalam kelas. Bahkan, menggunakan berbagai strategi dan metode tertentu, siswa dapat menerima stimulus dengan memanfaatkan lingkungan sekitar kelas untuk membantu mengejar prestasinya.
8.      Tujuan yang Diakui dan Diterima Baik oleh Murid
Motivasi selalu mempunyai tujuan. Kalau tujuan memiliki arti dan berharga bagi anak, ia akan berusaha untuk mencapainya. Guru harus berusaha, agat anak-anak mengetahui tujuan setiap pembelajaran dengan jelas. Tujuan yang menarik bagi anak, merupakan motivasi yang terbaik.

BAB III
PENUTUP

      A.    Simpulan

Dari beberapa cara motivasi yang telah diuraikan, kita mengetahui bahwa tipa-tiap cara memiliki kelemahan dan kekurangannya. Namun, jika kita hubungkan dengan manusia sebagai pribadi dalam kehidupannya sehari-hari, cara-cara motivasi yang telah dikemukakan ternyata memiliki hubungan yang komplementer yang berarti saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu, didalam penerapannya tidak terpaku atau hanya cenderung kepada salah satu cara saja. Dan dapat mengambil manfaat dari beberapa cara sesuai dengan situasi dan kondisi anak pada saat melakukan tindakan memotivasi.

    B.     Saran

Cara memotivasi anak tidak selalu menggunakan satu metode saja. Namun, memotivasi anak dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi anak pada saat melakukan tindakan memotivasi.

DAFTAR PUSTAKA

Darmasyah. 2010. Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 1990. Psikologi Pendidilan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.