Sabtu, 15 Oktober 2016

Pertanyaan tentang sains dan teknologi...

   Pertanyaan tentang sains dan teknologi...
     1. Jelaskan perbedaan antara sains dan teknologi !
    2. Buatlah bagan klasifikasi materi dan berikan contoh dari masing-masing zat yang terdapat dalam bagan tersebut !
     3. Mengapa kita harus menghemat energi yang berasal dari minyak bumi ? Jelaskan usaha yang dapat kita lakukan untuk menghemat energi tersebut !
     4. Apa tujuan manusia untuk terus mengembangkan teknologi ? Jelaskan !
   5. Menurut pendapat Anda, apakah perkembangan teknologi mutlak diperlukan ? Jelaskan dengan memberi contoh dampak positif dan negatif yang ditimbulkan !

Jawab:
   1.      Sains adalah suatu cara untuk mempelajari aspek -aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik dan melalui metode-metode saintifik yang terbakukan. ruang lingkup sains terbatas pada pada hal - hal yang dapat dipahami oleh indera (penglihatan, sentuhan, pendengaran, rabaan dan pengecapan).
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
    2.      Bagan klasifikasi materi

  
    3.      Kita harus menghemat energi yang berasal dari minyak bumi, karena minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Dan pemakaian minyak bumi yang semakin banyak membuat minyak bumi semakin langka dan bisa-bisa sudah tidak ada lagi. Oleh sebab itu, selain menggunakan energi dari minyak bumi kita juga bisa menggunakan energi alternatif, seperti menggunakan energi matahari, tenaga angin, bahkan tenaga nuklir. Cara kita menghemat penggunaan minyak bumi dapat dilakukan antara lain dengan cara menghemat listrik, karena minyak bumi juga digunakan sebagai energi pembangkit listrik. Lampu, TV, AC, dan alat-alat elektronik lainnya dihidupkan bila diperlukan saja. Pemakaian kendaraan bila perlu saja, dan sebaiknya sekali bepergian untuk beberapa tujuan di jalur yang sama. Selain itu, kita berharap pemerintah bisa menyediakan sarana transportasi yang bisa mengangkut sekaligus orang banyak, tetapi nyaman dan murah.
    4.      Tujuan manusia dalam mengembangkan teknologi yaitu karena sifat manusia itu sendiri yang selalu kurang puas dengan hasil yang telah dicapai. Selain itu juga, karena untuk mempermudah segala kegiatan.
     5.      Menurut saya, perkembangan teknologi mutlak diperlukan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Namun, manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.
Dampak dari penggunann teknologi

a.      Bidang Informasi dan komunikasi
Dampak positifnya antara lain:
1)       Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui  internet
2)       Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
3)       Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain.
Dampak negatifnya antara lain:
1)       Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
2)       Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu
3)       Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
4)       Kecemasan teknologi selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
5)       Manusia semakin malas karena adanya barang-barang elektronik terlebih di era modern ini perusahaan alat-alat elektronik selalu berlomba-lomba untuk membuat hal yang meringankan kinerja otak maupun fisik manusia dan sudah menjadi hal utama sehari-hari yang dilakukan oleh seluruh mayoritas manusia tertentu.

b.      Bidang Ekonomi dan Industri
Dampak positifnya antara lain:
1)      Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
2)      Terjadinya industrialisasi
3)      Produktifitas dunia industri semakin meningkat
4)      Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut. 
Dampak negatifnya antara lain:
1)      terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
2)      Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.

c.       Bidang Sosial dan Budaya
Dampak positifnya antara lain:
1)      Meningkatnya rasa percaya diriKemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri  sebagai suatu  bangsa  akan  semakin  kokoh.  Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
2)      Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatip pada aspek budaya. Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatip pada aspek budaya.
Dampak negatifnya antara lain:
1)      Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
2)      Pola interaksi antar manusia yang berubah kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.

d.      Bidang Pendidikan
Dampak positifnya antara lain:
1)       Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
2)       Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
3)       Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka.
Dampak negatifnya antara lain:
1)      Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
2)      Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.      Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contohnya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.

e.       Bidang Politik
Dampak positifnya antara lain:
1)      kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
Dampak negatifnya antara lain:
1)      Orang akan menggunakan berbagai cara untuk mejadi pemimpin

Sabtu, 01 Oktober 2016

Memotivasi Anak...???

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dengan “motif” dimaksud segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Bila seorang anak tidak berbuat seperti seharusnya, maka harus diselidiki apa sebabnya. Sebab itu bermacam-macam, seperti seorang anak yang tidak sanggup, sakit, lapar, benci kepada pekerjaan atau guru, tidak pandai belajar, sibuk dengan pekerjaan lain dan sebagainya.
Dengan motivasi dimaksudkan untuk menyediakan kondisi yang kondusif sehingga anak mau melakukan pembelajaran. Bila anak tidak suka, ia akan berusaha untuk menghindar. Sedangkan, anak yang memiliki inteligensi tinggi mungkin gagal dalam pelajaran, dikarenakan kekurangan motivasi. Hasil yang baik akan tercapai dengan motivasi yang kuat. Anak yang gagal tidak begitu saja dapat dipersalahkan. Mungkin gurulah yang tidak berhasil memberi motivasi yang dapat membangkitkan kegiatan anak.
Memberi motivasi bukan pekerjaan yang mudah. Motivasi yang berhasil bagi seorang anak, mungkin tidak berhasil bagi anak lain. Jadi, cara memotivasi anak itu berbeda-beda.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, bisa diambil rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Apa pengertian motivasi?
2.      Bagaimana cara memotivasi anak?

C.    Tujuan
Adapun tujuan secara umum, yaitu.
1.      Memudahkan orang tua dalam membujuk anak untuk belajar.
2.      Mempermudah guru dalam pembelajaran.
Sedangkan secara khusus, yaitu.
1.      Agar anak giat meningkatkan belajar.

 BAB II
PEMBAHASAN

       A.    Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu unsur terpenting pengajaran yang efektif, dan merupakan salah satu yang paling sulit diukur. Kesediaan siswa untuk belajar adalah produk dari banyak faktor, yang berkisar dari kepribadian dan kemampuan siswa, hingga karakteristik tugas pembelajaran tertentu, insentif untuk belajar, suasana, dan perilaku guru.
Beberapa siswa lebih termotivasi untuk bergaul atau pergi ke mal, daripada menyelesaikan pekerjaan sekolah. Jadi, guru sebagai pendidik sebenarnya adalah menemukan, mengobarkan, dan mempertahankan motivasi siswa untuk mempelajari pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan demi keberhasilan di sekolah maupun dalam kehidupan,  bukan untuk meningkatkan motivasi pada dirinya.
Pakar psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu (Murphy dan Alexander, 2000; Pintrich, 2003; Schunk, 2000; Stipek,2002). Secara sederhana, motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan seseorang melangkah, membuat tetap melangkah, dan menentukan kemana akan melangkah.
Motivasi dapat berbeda-beda intensitas maupun arahnya (Ryan dan Deci, 2000). Namun, intensitas dan arah motivasi sering sulit dipisahkan. Intensitas motivasi telibat kedalam suatu kegiatan memungkinan. Namun, sebagian besar bergantung pada intensitas dan arah motivasi untuk terlibat kedalam kegiatan alternatif. Motivasi bukan hanya berperan penting dalam mengupayakan siswa terlibat ke dalam kegiatan akademis, tetapi juga dalam menentukan seberapa banyak akan dipelajari siswa dari kegiatan yang mereka lakukan, atau dari informasi yang dihadapkan pada mereka. Siswa yang termotivasi untuk mempelajari sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi untuk mempelajari, menyerap dan mengingat lebih banyak darinya (Driscoll,2005; Jetton dan Alexander, 2001; Pintrich, 2003). Dan mereka lebih mungkin memindahkan pembelajaran kesituasi yang baru (Pugh dan Bergin, 2006).

     B.     Cara meningkatkan motivasi anak untuk belajar
      Kadang-kadang suatu mata pelajaran dirasakan begitu menarik dan bermanfaat bagi anak. Sehingga, mereka bersedia menyelesaikan pekerjaan yang diperlukan untuk mempelajari bahan tersebut tanpa insentif selain tingkat ketertarikan akan bahan itu sendiri. Bagi anak ini, pelajaran favorit itu sendiri mempunyai nilai insentif intrinsik yang mencukupi untuk memotivasi mereka belajar. Siswa yang mempunyai “perspektif waktu masa depan” yang kuat (yaitu bersedia melakukan hal-hal hari ini, yang mungkin akan menguntungkan mereka dimasa depan) sering termotivasi untuk belajar, bahkan tanpa insentif langsung ( Husman dan Lens, 1999).  
Siswa menerima sekitar 900 jam pengajaran setiap tahun, dan daya tarik intrinsik sendiri tidak akan membuat mereka tetap bekerja dengan antusias setiap hari. Khususnya, motivasi intrinsik siswa umumnya menurun dari sekolah dasar tahun-tahun pertama hingga sekolah menengah atas (Gottfried dan Fleming, 2001; Sethi, Drake, Dialdin, dan Lepper, 1995). Karena alasan ini, sekolah menerapkan berbagai jenis insentif ekstrinsik. Melalui insentif ekstrinsik akan memudahkan guru memberi motivasi kepada anak didiknya. Dibawah ini dijelaskan beberapa cara guru memotivasi anak didiknya.
1.      Memberi angka
Memberikan angka sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi angka ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang  bervariasi. Pemberian angka kepada  anak didik diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi, agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi. Dan angka itu harus benar-benar menggambarkan hasil belajar anak. Akan tetapi, adapula yang belajar untuk naik kelas saja. Namun, belajar semata-mata untuk mencapai angkat tidak akan memberi hasil-hasil belajar yang sejati, dan tidak mendorong seseorang untuk belajar sepanjang umur. 
2.      Memberi Hadiah
Maksudnya suatu pemberian, berupa kenang-kenangan kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini dapat menambah atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa, karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.
Hadiah memang dapat membangkitkan motivasi bila setiap orang mempunyai harapan untuk memperolehnya. Bagi pelajar, hadiah juga dapat merusak. Karena bisa menyimpangkan pikiran anak dari tujuan belajar yang sebenarnya.
3.      Saingan
Saingan sering digunakan sebagai alat untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi diindustri, perdagangan, sekolah, dan yang lainnya. Persaingan sering mempertinggi hasil belajar, baik persaingan individual maupun persaingan antar-kelompok.
4.      Sering Memberi Ulangan
Murid-murid lebih giat belajar, apabila tahu akan diadakan ulangan atau tes dalam waktu singkat. Akan tetapi, jika ulangan terlampau sering, misalnya setiap hari, maka pengeruhnya tidak berarti lagi. Ulangan dua minggu sekali lebih merangsang murid-murid untuk belajar dengan giat daripada ulangan tiap hari. Tentu saja harus diberitahukan terlebih dahulu akan diadakannya ulangan itu. Karena tes tiba-tiba dalam hal ini tidak berfaedah.
5.      Pujian  
Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik, merupakan motivasi yang baik. Pujian yang tidak beralasan, serta terlampau sering diberikan akan hilang artinya. Dalam percobaan-percobaan ternyata pujian lebih bermanfaat daripada hukuman atau celaan. Guru hendaknya mencari hal-hal pada setiap anak yang dapat dipuji, seperti tulisan, ketelitian, tingkah laku dan sebagainya. Pujian memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi harga diri anak. 
6.      Teguran
Dipergunakan untuk memperbaiki anak yang membuat kesalahan, malas dan berkelakuan tidak baik. Namun, harus dipergunakan dengan hati-hati dan bijaksana, agar tidak merusak harga diri anak.
7.      Lingkungan Fisik Kelas
Lingkungan fisik kelas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Lingkungan kelas yang kondusif, nyaman, menyenangkan, dan bersih berperan penting dalam menunjang keefektifan belajar. Lingkungan  juga akan mempengaruhi mental siswa secara psikologis dalam menerima informasi dari guru di dalam kelas. Bahkan, menggunakan berbagai strategi dan metode tertentu, siswa dapat menerima stimulus dengan memanfaatkan lingkungan sekitar kelas untuk membantu mengejar prestasinya.
8.      Tujuan yang Diakui dan Diterima Baik oleh Murid
Motivasi selalu mempunyai tujuan. Kalau tujuan memiliki arti dan berharga bagi anak, ia akan berusaha untuk mencapainya. Guru harus berusaha, agat anak-anak mengetahui tujuan setiap pembelajaran dengan jelas. Tujuan yang menarik bagi anak, merupakan motivasi yang terbaik.

BAB III
PENUTUP

      A.    Simpulan

Dari beberapa cara motivasi yang telah diuraikan, kita mengetahui bahwa tipa-tiap cara memiliki kelemahan dan kekurangannya. Namun, jika kita hubungkan dengan manusia sebagai pribadi dalam kehidupannya sehari-hari, cara-cara motivasi yang telah dikemukakan ternyata memiliki hubungan yang komplementer yang berarti saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu, didalam penerapannya tidak terpaku atau hanya cenderung kepada salah satu cara saja. Dan dapat mengambil manfaat dari beberapa cara sesuai dengan situasi dan kondisi anak pada saat melakukan tindakan memotivasi.

    B.     Saran

Cara memotivasi anak tidak selalu menggunakan satu metode saja. Namun, memotivasi anak dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi anak pada saat melakukan tindakan memotivasi.

DAFTAR PUSTAKA

Darmasyah. 2010. Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 1990. Psikologi Pendidilan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

JIN ada dimana-mana...???

BAB I
PENDAHULUAN

    A.    Latar Belakang
Jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”. Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api. Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa, di antara yang bernyawa adalah jin. Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas.

    B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan jin?
2.      Bagaimana proses terciptanya jin?
3.      Bagaimana cara hidup jin?
4.      Mengapa jin diciptakan?
5.      Apa perbedaan dan persamaan jin dengan manusia sebagai makhluk Allah?
6.      Bagaimana cara manusia berinteraksi dengan jin?
7.      Bagaimana sikap manusia dalam menyikapi adanya jin?

    C.    Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui dan memahami definisi jin.
2.      Untuk mengetahui Asal Mula Penciptaan Jin.
3.      Untuk mengetahui Kehidupan Jin.
4.      Untuk mengetahui tujuan jin diciptakan.
5.      Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan jin dengan manusia sebagai makhluk Allah.
6.      Untuk mengetahui Interaksi Antara Manusia dan Jin.
  
BAB II
PEMBAHASAN

     A.    Definisi Jin
Jin adalah makhluk yang tidak tampak namun bereksistensi dalam ruang dan waktu. Jin tidak hanya konsep abstrak seperti matematika. Namun ia diyakini benar-benar ada.
“Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS Al-Hijr 15:27).
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al-Jann, mengatakan bahwa makhluk ini dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi). Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus.
Dinamakan jin, karena wujudnya tersembunyi dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.
Dalam sebuah hadist dari Abu Tha'labah yang berbunyi : "Jin itu ada tiga jenis yaitu : Jenis yang mempunyai sayap dan terbang di udara, Jenis ular dan kalajengking dan Jenis yang menetap dan berpindah-pindah."
Dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menceritakan tentang Jin. Diantaranya:
1.      Surah Al-Hijr ayat 26 – 27:
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat yang kering kerontang yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan Kami telah ciptakan Jin sebelum di ciptakan manusia dari api yang sangat panas.”
2.      Surah Ar-Rahman ayat 15:
Artinya: “Dia (Allah) menciptakan Jann (Jin) dari nyala api (Pucuk api yang menyala-nyala atau Maarij)”
3.       Surah Al-’Araf ayat 12:
Artinya: “Engkau ciptakan aku (kata Iblis) dari api sedangkan ciptakan dia (Adam) dari tanah.”
4.       Dari Hadis Nabi saw yang telah diriwayatkan oleh Muslim ra:
“Malaikat diciptakan dari cahaya, Jaan diciptakan dari lidah api sedangkan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan kepada kamu (tanah).”
5.      Al-A’raf Ayat 72:
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.”

       B.     Proses Terciptanya Jin
Seperti yang telah tertuang dalam al-quran seperti yang ada di bawah ini :
وَخَلَقَالْجَانَّمِنمَّارِجٍمِّن نَّارٍ
Dan Dia menciptakan jin dari nyala api. (QS. 55:15)
قَالَمَامَنَعَكَأَلاَّتَسْجُدَإِذْ أَمَرْتُكَقَالَأَنَاْخَيْرٌمِّنْهُ خَلَقْتَنِيمِن نَّارٍوَخَلَقْتَهُمِن طِينٍ
Allah berfirman:` Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu? `Menjawab iblis:` Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah `.(QS. 7:12)
وَالْجَآنَّخَلَقْنَاهُمِن قَبْلُمِن نَّارِالسَّمُومِ
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.   (QS. 15:27)
Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. 38:76)
Dari ayat yang telah disebutkan tadi bisa di ambil kesimpulan bahwa Allah S.W.T. menciptakan jin sebelum menciptakan manusia, dengan selisih waktu yang lama bila dibandingkan pada manusia maupun jin itu sendiri.
Jin diciptakan 2000 tahun sebelum penciptaan adam. Jin diciptakan dari nyala api yang sangat membara dan panas. Mereka dulu adalah penghuni surga yang juga beriman kepada tuhannya. Namun karena mereka telah ingkar pada tuhan dan tidak mau bersujud dengan keberadaan adam, maka Allah SWT. Mengutus para Malaikat-malaikatnya untuk mengusirnya dari surga ke bumi dan menyingkir ke beberapa pulau di tengah lautan. 
Sebelum jin (iblis) keluar dari surga, mereka mempunyai permintaan pada Tuhannya. Mereka berkata, “Aku berharap dapat melihat namun tak terlihat, kami dapat menghilang dan hidup selamanya hingga akhir kiamat tiba, Aku akan mengajak para Umatmu untuk menemaniku di neraka serta mempengaruhi mereka untuk saling bermusuhan dan saling menumpahkan darah. Maka harapannya itu dikabulkan dan mereka dibiarkan membara dan berbuat jahat. Namun Allah SWT. telah mengutuk mereka dan menjadikan mereka kelak menjadi penghuni neraka. 
Jadi, sama seperti halnya dengan manusia juga diciptakan dari unsur-unsur yang bermacam-macam, begitu pula dengan jin, diciptakan dari bermacam-macam kobaran api yang bercampur menjadi satu.
Maarij yaitu nyala api yang sangat besar dan sangat panas atau “Al-Lahab” yaitu lidah api yang bercampur menjadi satu yaitu merah, hitam, kuning dan biru. Beberapa ulama juga mengatakan bahwa “Al-Maarij” itu adalah api yang sangat terang yang memiliki suhu yang sangat tinggi sehingga bercampur antara merah, hitam, kuning dan biru.
Beberapa pendapat mengatakan Al-Maarij itu ialah api yang bercampur warnanya dan sama artinya dengan “As-Samuun” yaitu api yang tidak berasap tetapi suhu panasnya sangat tinggi. Angin Samuun yang telah tercampur dengan Al-Maarij itulah yang dijadikan Allah untuk menciptakan Jaan atau Jin.
Menurut suatu Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud juga menyatakan bahwa angin Samuun yang dijadikan Jaan itu hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian angin Samuun yang sangat panas.
Dari api yang sangat panas inilah Allah telah menciptakan Jin, yaitu dari sel atau atom atau dari nukleas-nukleas api. Kemudian Allah masukkan roh atau nyawa padanya, maka jadilah ia hidup seperti yang diinginkan oleh Allah. Jin juga di beri izin oleh Allah Merubah diri kebentuk yang disukai dan dikehendakinya kecuali bentuk rupa Rasulullah SAW.
Jin juga diperintahkan oleh Allah menerima syariat Islam sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah kepada manusia. Bentuk asal Jin setelah diciptakan dan ditiupkan roh itu hanya Allah dan Rasulnya saja yang mengetahuinya. Menurut beberapa ulama rupa, tabiat, kelakuan dan perangai Jin adalah 90 persen mirip ke manusia.
Asal kejadian manusia adalah campuran dari Massa Kathif yaitu tanah dan air, Massa Syafaf yaitu campuran api dan angin dan Nurani, yaitu roh, akal, nafsu dan hati yang dinamakan “Latifatur-Rabbaniah” sesuai dengan manusia sebagai sebaik-baik kejadian yang diciptakan Allah dan sebagai Khalifah Allah di muka bumi ini. Sedangkan kejadian Jin pula ialah campuran Massa Syafaf yaitu campuran api dan angin dan Nurani iaitu roh, akal, nafsu dan hati yang sesuai dan cocok dengan kejadian Jin.
Sedangkan mahkluk-makluk lain pula Allah jadikan dari salah satu unsur tersebut, misalnya, binatang yang dijadikan dari campuran Massa Ksayif dan Massa Syafaf saja. Batu dan tumbuh-tumbuhan pula dijadikan dari Massa Kasyif semata-mata. Sedangkan Malaikat pula dijadikan dari Nurani semata-mata.

      C.    Cara Hidup Jin

Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS. 72:11)
Jin adalah makhluk yang sangat banyak sekali penduduknya, boleh dikatakan sama bilangan penduduk bumi sebanyak 5 bilion. Jarang ada suatu tempat di bumi ini yang tidak diduduki oleh jin, baik di daratan, lautan maupun udara. Dunia mereka seperti dunia kita : Ada negara, kerajaan, berbagai bangsa & kabilah (suku bangsa), penguasa dan rakyat jelata. Agama mereka pun tidak berbeda dengan agama manusia. Diantara mereka, alhamdulillah, ada yang Muslim dan memperoleh hidayah dari Allah S.W.T. yang lain beragama Masehi, Hindu, Buddha, penyembah berhala dan penganut ajaran komunis.
1.      Makanan Jin
Jin itu banyak jenisnya Jin yang murni berupa angin yang tidak makan, tidak minum, tidak mati dan tidak beranak pinak. Jenis lain ada yang makan, minum, mati dan saling menikah, jenis inilah yang disebut Hantu dan yang serupa dengannya. 
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”janganlah kalian beristinja dengan kotoran hewan dan tulang hewan karena itu merupakan makanan saudara kalian dari jenis jin”. 
Makanan para Jin adalah kotoran hewan dan tulang hewan, setiap kali mereka menemukan tulang maka mereka mendapatkan daging dan setiap kali mereka menemukan kotoran hewan maka mereka mendapatkan korma.
 Pada saat itu munculah pertanyaan tentang bagaimana cara jin makan tulang padahal setelah dilempar ke tong sampah, ia sama sekali tidak berubah? Maka ada yang berpendapat para Jin memakannya dengan cara mencicipi atau menghisap baunya,  maka diperintahkan bagi seluruh umat manusia saat hendak menyantap makanan agar menyebut nama Allah, karena penyebutan nama Allah mampu mengusir syaitan agar tidak ikut mencicipi makanan manusia.
2.      Tempat Tinggal Jin
Makhluk jin lebih mengutamakan untuk tinggal di tempat-tempat yang sunyi dan sepi dari manusia seperti di padang pasir. Namun, biasanya jin berada di tempat kotor seperti tempat sampah, tanah becek dan kamar mandi. Oleh karena itu sholat tidak diperbolehkan di kamar mandi atau kakus, kandang unta dan lain sebagainya. Karena semua itu merupakan tempat si syaitan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa shallam bersabda, “sesungguhnya tanah becek ini biasanya didatangi Jin. Jika salah seorang diantara kalian memasuki kamar mandi hendaklah mengucapkan, “ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Syaitan laki-laki dan Syaitan perempuan”.  Jika orang yang masuk ke kamar mandi atau kakus mengucapkan do’a itu, maka syaitan tidak dapat melihat auratnya.” 
Ada juga yang tinggal bersama manusia yaitu di dalam rumah. Abu Bakar bin Ubaid meriwayatkan: "Pada setiap rumah kaum muslimin ada jin Islam yang tinggal di atapnya, setiap kali makanan diletakkan, maka mereka turun dan makan bersama penghuni rumah."
Jin juga sangat suka tinggal di lubang-lubang. Oleh kerana itu dalam sebuah hadis dijelaskan yang maksudnya: "Janganlah kamu kencing dilubang."
(HR. An-Nas'i)
3.      Cara Reproduksi Jin
Jika nenek moyang manusia adalah Nabi Adam, maka nenek moyang Jin juga ialah “Jaan” yang asalnya adalah beriman kepada Allah dan melahirkan keturunan yang beriman. Setelah itu terdapat juga keturunan Jaan yang kufur dan melahirkan keturunan yang kufur. Anak cucu Jaan yang asalnya beriman itu ada yang kuat imannya, ada pula yang kufur dan ada juga yang beriman kembali kepada Allah.
Manusia membutuhkan waktu mengandung selama sembilan bulan untuk melahirkan dan anak manusia juga membutuhkan waktu yang lama untuk matang dan menjadi baligh.
Berbeda dengan Jin dimana bila di sentuhkan alat kelamin lelaki dengan alat kelamin perempuan, maka Jin perempuan akan mengandung dan melahirkan, anak Jin yang baru lahir itu terus mukallaf. Begitulah keadaannya sampai ke hari kiamat.
Iblis pula apabila disentuhkan paha kanan dengan paha kiri akan mengeluarkan 33 biji telur. Dalam setiap biji telur itu ada 33 pasang benih. Setiap pasang benih itu apabila menyentuh paha kanan dengan paha kiri akan keluar seperti yang terdahulu. Begitulah proses reproduksi Jin dan Iblis sampai pada hari kiamat.
4.      Cara Jin Tidur
Dan Nabi Muhammad SAW melarang kita tidur menyerupai syetan. Syetan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian syetan untuk mempermainkan auratnya dan menyebabkan timbulnya penyakit. Na’uzu billah min zaalik!
5.      Bentuk Jin
Pada dasarnya bentuk rupa Jin tidak banyak berbeda dari bentuk rupa manusia, yaitu mereka memiliki jenis kelamin, memiliki hidung mata, tangan, kaki, telinga dan sebagainya, sebagaimana yang di miliki oleh manusia. Pada dasarnya 80 hingga 90 persen Jin menyerupai manusia.
Hanya perbedaan fisik Jin adalah lebih kecil dan halus dari manusia. Bentuk tubuh mereka itu ada yang pendek, ada yang tinggi dan bermacam-macam warnanya, yaitu putih, merah, biru, hitam dan sebagainya. Jin kafir dan Jin Islam yang fasik itu memiliki rupa yang buruk dan menakutkan. Sedangkan Jin Islam yang saleh memiliki paras yang elok.
Menurut beberapa pendapat, tinggi Jin yang sebenarnya adalah sekitar tiga hasta saja. Pengetahuan mereka lebih luas dan berumur sangat panjang sampai beribu-ribu tahun umurnya. Kecepatan Jin bergerak melebihi kecepatan cahaya dalam suatu waktu. Karena Jin terdiri dari mahkluk yang seni dan tersembunyi, tidak zahir seperti manusia dan tidak sepenuhnya ghaib seperti Malaikat, maka ruang yang kecil pun bisa di duduki oleh jutaan Jin dan juga dapat merasuki dan menghuni tubuh manusia.
Jumlah Jin terlalu banyak sehingga menurut beberapa pendapat mengatakan bahwa jika jumlah semua manusia dari Nabi Adam sampai hari kiamat dikalikan dengan hewan-hewan, dikalikan dengan batu-batu, dikalikan dengan pasir-pasir dan semua tumbuh-tumbuhan. Itu pun hanya sepersepuluh dari total Jin.
Sedangkan total Jin adalah sepersepuluh dari total Malaikat. Total Malaikat hanya Allah dan Rasulnya saja yang mengetahuinya.
Alam tempat berdiamnya Jin adalah di lautan, daratan, di udara dan di Alam Mithal yaitu suatu alam yang terletak diantara alam manusia dan alam malaikat. Jika kita diberikan oleh Allah kemampuan untuk melihat Jin, sudah tentu kita akan melihat jarum yang jatuh dari atas tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jatuh dibelakang Jin, karena sangat banyaknya jumlah mereka.
Oleh sebab itu orang tua kita selalu berpesan agar anak-anaknya segera kembali ke rumah apabila tiba waktu maghrib dan pintu serta jendela rumah harus di tutup, agar tidak dimasuki oleh setan dan Iblis.
Sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rasulullah:
“Bila kamu menghadapi malam atau kamu telah berada di sebagian malam maka tahanlah anak-anakmu karena sesungguhnya setan berkeliaran ketika itu dan apabila berlalu sesuatu ketika malam maka tahanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumahmu serta sebutlah nama Allah, padamkan lampu-lampu mu serta sebutlah nama Allah, ikatlah minuman mu serta sebutlah nama Allah dan tutuplah sisa makanan mu serta sebutlah nama Allah (ketika menutupnya) “
Hadist di atas berarti bahwa Jin dan setan tidur di waktu siang dan menjelang petang mereka keluar untuk mencari rezeki dan makanan, baik laki-laki maupun perempuan, baik yang dewasa atau anak-anak.
6.      Jenis Jin
a.   Al-Jan
Jenis yang pertama ini adalah pengertian jin secara umum, yaitu jenis jin yang berpotensi seperti layaknya manusia. Jin ada yang laki-laki dan adapula yang perempuan, ada jin yang muslim dan adapula yang non muslim, jin juga membutuhkan makan, minum, tidur, bersenggama dan sebagainya. Walhasil jin pada kategori JAN tidak banyak berbeda dengan manusia pada kategori al-insan.
b.      Al-A’mir
Biasanya disuatu tempat, dikamar mandi, dirumah atau dimanapun ada suara atau bunyian yang menirukan perbuatan manusia. Seperti halnya ada suara orang wudhu atau orang mandi, padahal dikamar mandi tersebut tidak ada siapa-siapa. Hal ini boleh jadi adalah perbuatan jin pada kategori AL-A’MIR. Maka biasanya orang menyebutnya sebagai setan tek-tek. Karena memang jenis jin ini suka menirukan perbuatan atau kebiasaan manusia, dengan maksud menakut-nakuti.
c.       Al-A’mir
Terkadang mengikuti orang yang sedang membaca, bernyanyi dan sebagainya atau mengikuti orang yang sedang shalat dibelakangnya. Meskipun demikian kita tidak usah takut, karena bisa saja dia tidak jahat, hanya karena ingin menjadi mak’mum atau ingin belajar membaca atau menyanyi.
d.      AL-Ifrit
Ifrit adalah jenis jin yang berpotensi sebagai pembantu ataupun khodam bagi manusia. Dalam hal ini ada ifrit yang muslim dan baik, yang tentunya bisa menjadi khodam pada manusia yang muslim dan baik pula. Adapula ifrit yang berprilaku jahat dan kafir yang dimanfaatkan oleh para tukang sihir dan dukun, seperti ifrit-ifrit yang bekerjasama dengan pesihir terkemuka luar negeri seperti “David Caverfil”.
e.       Al-Arwah
Jenis jin yang keempat inilah yang sering dan biasa menggoda manusia, terkadang al-arwah menjelma dirinya sebagai orang tua kita yang telah meninggal atau sebagai dedemit dan sebagainya. Sehingga dapat mengelabuhi sebagian masyarakat kita dan menakut-nakuti mereka yang mempercayainya. Sebenarnya jenis jin al-arwah ini termasuk golongan jin yang sangat kuat dan sangat nakal. Disebutkan paling kuat karena mereka dapat menjelma dirinya menjadi apa saja dengan mengerahkan kekuatan ilmu yang dimilikinya dan disebut nakal karena sering menggoda dan menakut-nakuti manusia. Jika diibaratkan manusia, maka jenis jin dari golongan Al-arwah semacam preman yang suka usil terhadap masyarakat setempat dan terutama kepada perempuan sendirian dijalanan.
f.       As-Syaiton
Berbeda dengan al-arwah, as-syaiton adalah jenis jin yang selalu menggoda manusia dari segi keimanan, kerohanian dan kejiwaan. As-syaiton sangat berbahaya dibandingkan  jenis jin lainya, karena as-syaiton merasuk kedalam hati manusia untuk membisikan kekafiran, keingkaran dan kejahatan. Dalam surat an-naas dijelaskan bahwa bukan hanya jin jahat dan ingkar yang termasuk dalam golongan as-syaiton, manusia yang yang berprilaku dzalim dan lalai termasuk dalam kategori ini. Mengenai hal ini ada sebagaian ulama yang berpendapat bahwa setan adalah sebuah sifat jahat dari manusia dan jin. Jadi kesimpulanya adalah setan bukan berupa wujud atau benda, melainkan sebuah sifat atau perbuatan.
7.      Kelompok Jin
Jin juga seperti manusia yang ingin melanjutkan keturunan dan hidup berkelompok-kelompok, suku dan kelompok Jin sangat banyak dan berbicara dalam berbagai dialek dan bahasa. Ada beberapa ulama membagi Jin ke beberapa kelompok, diantara adalah kelompok yang menunggu kubur, kelompok yang menunggu gua, kelompok yang menunggu mayat manusia, kelompok yang menunggu hutan, kelompok yang menunggu bukit tinggi, kelompok yang menunggu air mata air, grup yang menunggu danau, kolam, teluk, kuala, pulau dan sebagainya.
8.      Jin, Ifrit, Setan dan Iblis
Jin, Ifrit, setan dan Iblis adalah merupakan bagian dari golongan Jin, hanya saja tugas dan fungsi mereka yang berbeda.
a.       Jin
Jin sebagaimana yang telah dijelaskan di atas adalah sejenis mahkluk Allah yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh manusia. Pengetahuan mereka lebih luas dan sangat panjang usianya.
b.      Ifrit
Ifrit adalah golongan Jin yang sangat kuat dan pandai menipu serta sangat busuk hati terhadap manusia. Golongan ini sangat sombong dan durhaka kepada Allah.
c.       Setan dan Iblis
Iblis dan setan juga terdiri dari golongan Jin dan mereka adalah kaum Jin yang sangat sombong lagi durhaka, pengacau dan menjadi musuh utama manusia dan mendapat kutukan Allah hingga hari kiamat.
Sebagaimana Firman Allah:
“Iblis menjawab: Sebab engkau telah menghukum saya dengan tersesat, saya akan mencegah halangi mereka dari jalan Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangani mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Engkau tak akan menemukan kebanyakan dari mereka bersyukur (taat).”
Beberapa ulama berpendapat bahwa Azazil itu bukanlah nenek moyang Jin, sebenarnya ia adalah Jin yang paling abid dan alim di kalangan Jin yang diangkat menjadi ketua ahli-ahli ibadah kepada Jin dan Malaikat. Dia menjadi angkuh dan diri di atas keilmuan, ketakwaan dan banyak beribadat serta asal usul kejadiannya dibandingkan dengan manusia (Adam). Maka dengan sifatnya yang sombong itu Allah telah melaknatnya menjadi kafir dengan nama Iblis.
Mulai dari saat itulah Iblis melancarkan gerakan permusuhan dengan manusia sampai hari kiamat.
 Allah telah menjelaskan bahwa ada tiga jenis permusuhan dilakukan oleh Jin ke atas manusia yaitu:
a.       Dalam Kejahatan (As-Suu’): yaitu gemar membuat dosa-dosa dan maksiat hati dan segala anggota tubuh.
b.      Kekejian (Al-Fahsyaa ‘): yaitu kejahatan yang lebih buruk dan jahat. Kekejian ini adalah bagian dari hal yang membawa kepada kedurhakaan dan maksiat kepada Allah.
c.       Dalam kebohongan dan menipu Allah dalam perbuatan, kata dan nawaitu.
9.      Khadam
Khadam adalah pembantu atau suruhan yang akan membantu tuannya apabila di minta. Khadam terbagi atas dua golongan, yaitu:
a.       Khadam Asal
Khadam asal adalah terdiri dari rohani Malaikat dan Jin Islam peringkat tinggi yang nama mereka adalah nama malaikat. Ia tidak meminta syarat apapun kepada tuannya. Khadam jenis ini diharuskan oleh syarak.
b.      Khadam Bersyarat
Khadam jenis ini adalah terdiri dari Jin alam rendah terdiri dari Jin Islam atau Jin kafir. Golongan ini datang ke tuannya dengan perjanjian dan beberapa syarat khusus dan umum, baik yang bertepatan dengan hukum syariah atau yang diharamkan oleh syarak. Khadam jenis ini diharamkan oleh Islam.
Khadam bersyarat ini akan datang menolong melalui salah satu cara berikut:
1)      Dampingan Luar
Khadam ini akan mendampingi dan menolong tuannya melalui eksternal saja, yaitu hanya dalam perbuatan, ucapan atau qasad hati.
2)      Dampingan Internal
Khadam jenis ini juga dikenal sebagai Tanasakhul aruah atau penjelmaan khadam atau Jin dalam diri seseorang (menurun) dengan menamakan diri mereka, saat menurun dengan nama-nama tertentu seperti Nabi Khidhir, Panglima Hitam, Wali Songo dan sebagainya.
Jin yang meresap dalam cara ini memungkinkan orang yang diresapi itu menunjukkan keajaiban dan hal-hal yang luar biasa seperti berbicara dalam bahasa Jawa, Arab, Inggris dan sebagainya, padahal sebelumnya orang tersebut tidak mengetahui sedikit pun bahasa-bahasa tersebut.
10.  Kehidupan Jin
a.       Pemerintah-Pemerintah Jin
Jin juga memiliki pemimpin dan kerajaannya yang tersendiri. Raja Jin alam bawah yang kafir adalah seperti Mazhab, Marrah, Ahmar, Burkhan, Syamhurash, Zubai’ah dan Maimon. Empat raja Jin Ifrit (Jin yang paling jahat) yang memiliki pemerintah besar yang menjadi menteri pada Nabi Allah Sulaiman as adalah Thamrith, Munaliq, Hadlabaajin dan Shughal.
Sedangkan Raja Jin Alam atas yang Islam adalah Rukiyaail, Jibriyaail, Samsamaail, Mikiyaail, Sarifiyaail, ‘Ainyaail dan Kasfiyaail. Raja Jin yang menguasai Teman Jin tersebut bernama THOTHAMGHI YAM YA LI. Sedangkan Malaikat yang mengontrol seluruh Jin-Jin di atas bernama Maithotorun yang bergelar QUTBUL Jalalah.
Anak-anak Iblis juga memiliki pemerintah yang besar antaranya:
1)      Thubar merasuk manusia yang di timpa musibah dan bala.
2)      Daasim merasuk manusia untuk menceraikan ikatan silatulrahim, rumah tangga, keluarga, sahabat handai, jemaah dan sebagainya.
3)      Al-’Awar merasuk manusia untuk meruntuhkan akhlak, berzina, minum arak, berjudi dan sebagainya.
4)      Zalanbuur merasuk manusia dengan api permusuhan dan pembunuhan.
11.   Agama dan Suku-suku Jin
Jin Juga seperti manusia, yaitu ada yang baik, ada yang jahat, ada yang saleh, ada yang tidak saleh, ada yang alim lagi mukmim, ada ada yang kufur, ada yang murtad, fasik dan zalim, ada yang masuk surga dan ada yang disiksa oleh Allah ke neraka di akhirat.
 Mayoritas suku-suku Jin terdiri dari golongan Jin kafir. Golongan Jin kafir ini kebanyakanya beragama Yahudi, Kristen, Komunis dan sangat sedikit dari mereka yang beragama Buddha dan Majusi. Ada juga golongan Jin yang tidak beragama. Golongan Jin yang memeluk Islam hanyalah sedikit dan terdiri dari kaum minoritas jika di bandingkan dengan keseluruhan jumlah Jin.
Seperti juga manusia biasa, Jin juga mempunyai tingkat-tingkat iman, ilmu dan praktik tertentu yang berdasarkan iman dan amal mereka kepada Allah. Walaupun Jin Islam yang paling tinggi imannya dan paling saleh amalannya serta paling luas serta banyak ilmunya, tetapi masih ada pada diri mereka sifat-sifat madzmumah seperti menyombongkan diri, riak dan sebagainya, tetapi mereka mudah menerima teguran dan pengajaran.
Mungkin inilah yang sering dikatakan bahwa “sebaik-baik Jin itu adalah sejahat-jahat manusia yang fasik.” Tetapi perbedaannya manusia yang paling jahat susah menerima pengajaran dan teguran yang baik.
Golongan Jin Islam yang umum dan Jin kafir suka merasuk manusia yang awam dengan berbagai cara, karena pada pandangan mereka manusia-manusia yang umum itu bukanlah manusia sebenarnya, sebaliknya adalah rupa seekor binatang. Manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas tidak dapat di rasuk oleh Jin, bahkan Jin pula akan datang kepada mereka untuk bersahabat.

    D.     Tujuan Jin Diciptakan
Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". (QS. 7:24)
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. 51:56)
Allah swt. menciptakan alam semesta dengan segala isinya tidak sia-sia, namun punya tujuan dan hikmah.
ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran 3:191)
Setiap mahluk yang diciptakan-Nya memiliki keunikan masing-masing, termasuk di dalamnya manusia dan jin yang memiliki persamaan dan perbedaan yang merupakan bagian dari keunikan kreasi Allah Tuhan Yang Maha Agung.

    E.     Perbedaan dan Persamaan Jin dengan Manusia sebagai Makhluk Allah
1.      Perbedaan Jin dengan Manusia sebagai Makhluk Allah
a.       Fisik jin tidak bisa dilihat manusia. “… Sesungguhnya ia (iblis/jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Al-A’raf 7 : 27)
Berdasarkan ayat ini, imam Syafi’i berpendapat, “Kufur, orang yang mengaku pernah melihat jin”. Jadi, bentuk jin yang sesungguhnya tidak akan pernah bisa dilihat oleh siapapun kecuali oleh para nabi yang diberi mukjizat seperti Sulaiman a.s. Namun sejumlah riwayat menerangkan, kadang-kadang jin menampakkan diri dalam bentuk binatang, misalnya anjing, ular, dll. Jadi, kalau ada yang mengaku pernah melihat jin, sesungguhnya yang dilihat itu bukanlah rupa/bentuk aslinya.
b.      Jin berumur lebih panjang. Iblis (jin yang durhaka kepada Allah) pernah minta umur yang panjang hingga kiamat, Allah swt mengabulkan permohonannya. “Iblis berkata: Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka (manusia) dibangkitkan.” Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk yamg diberi tangguh.” (QS. Al-A’raf 7:14-15) Merujuk pada ayat ini, sejumlah ahli tafsir berpendapat bahwa usia jin akan lebih panjang dibandingkan manusia. Kalau kita cermati persamaan dan perbedaan antara jin dan manusia, ternyata persamaannya lebih banyak. Jadi, cukup logis kalau diantara manusia ada yang minta pertolongan kepada jin. “Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (Q.S.Al-Jin 72 : 6) Ayat ini dengan tegas menyebutkan siapa yang meminta pertolongan kepada jin, maka jin-jin itu menambah dosa dan kesalahan. Jadi hukumnya haram ninta tolong atau bekerja sama dengan jin walaupun untuk kebaikan.
2.      Persamaan Jin dengan Manusia sebagai Makhluk Allah
1)      Diciptakan untuk beribadah kepada-Nya “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S.Adz-Dzaariyat 51 : 56)
2)      Memiliki kemampuan berpikir. Suatu waktu Rasulullah saw. sedang membaca Al Qur’an, lalu datanglah selekompok jin mendengarkannya. Selesai menyimak, para jin itu dapat mengambil kesimpulan. “Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur’an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami.” (Q.S.Al-Jin 72 : 1-2) Para jin mampu menyimpulkan apa yang telah didengarnya, ini menunjukkan bahwa mereka berpikir. Tanpa kemampuan berpikir, tidak mungkin bisa mengambil kesimpulan.
3)      Ada yang shaleh dan ada pula yang kufur sama halnya dengan manusia, jin ada yang shaleh ada pula yang kufur, ada yang taat dan ada juga yang membangkang. “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shaleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (Q.S.Al-Jin 72 : 11)
4)       Mendapatkan imbalan dan sanksi Konsekuensi kesalehan adalah imbalan (sorga) dan akibat pembangkangan adalah sanksi (neraka). Jin ada yang masuk neraka ada pula yang masuk sorga, sama seperti manusia. “Adapun yang menyimpang dari kebenaran, mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam. Dan jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan Islam, benar-benar kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).” (Q.S.Al-Jin 72 : 15-16)
5)      Berjenis kelamin (gender) Pada alam manusia dikenal jenis kelamin laki-laki dan perempuan (gender), ternyata dalam dunia jin pun dikenal gender tersebut. “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (Q.S.Al-Jin 72 : 6) Secara eksplisit ayat ini menyebutkan jenis kelamin jin yaitu laki-laki. Kalau ada jin laki-laki, berarti ada jin perempuan.
6)      Berketurunan Apabila jin itu mengenal gender (jenis kelamin), maka logis kalau ada ayat yang menjelaskan bahwa mereka itu berketurunan. “Patutkah kamu mengambil iblis (jin yang durhaka) dan keturunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (Q.S.Al-Kahfi 18 : 50) Kata “dan keturunannya”, mencerminkan bahwa jin berketurunan seperti manusia.

     F.      Cara Manusia Berinteraksi dengan Jin
Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya". (QS. 27:39)

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab [1098]: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni'mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS. 27:40)

[1098]. Al Kitab di sini maksudnya: ialah Kitab yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ialah Taurat dan Zabur.
 
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan(1524) kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.
[1524] Ada di antara orang-orang Arab bila mereka melintasi tempat yang sunyi, maka mereka minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap kuasa di tempat itu. (QS. 72:6)
Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) [1236] dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.
[1236] Maksudnya bila Sulaiman mengadakan perjalanan dari pagi sampai tengah hari maka jarak yang ditempuhnya sama dengan jarak perjalanan unta yang cepat dalam sebulan. Begitu pula bila ia mengadakan perjalanan dari tengah hari sampai sore, maka kecepatannya sama dengan perjalanan sebulan. (QS. 34:12)
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. (QS. 34:13)
Sebenarnya manusia tidak dapat melihat jin dalam bentuk yang asli karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga; ia menanggalkan pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan–kepada keduanya–‘auratnya. Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Qs. Al-A’raf:27)
1.      Melihat Jin
Firman Allah subhanahu wa ta’ala pada ayat ini, “Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka,” menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melihat jin, yaitu pada bentuk mereka yang asli.
Ketika menjelaskan hadis Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu yang menangkap setan, Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Setan terkadang menjelma dengan berbagai bentuk sehingga memungkinkan (bagi manusia) untuk melihatnya. Firman Allah ta’ala, ‘Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka,’ dikhususkan pada kondisi bentuknya (yang asli) yang Allah telah ciptakan.” (Fathul Bari, penjelasan hadis no. 2311)
Pada prinsipnya Jin tidak dapat di lihat, di sentuh dan di dengar oleh manusia dalam bentuk yang asal sebagaimana saat diciptakan, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu, Jin dapat di lihat dalam bentuk rupa yang diingininya.
Jin juga bisa di lihat oleh manusia dalam keadaan dibuka mata batinnya atau ketika meminum air yang sudah dido’akan atau kemauan Jin itu sendiri untuk memperlihatkan dirinya kepada manusia.
Di dunia semua Jin dapat melihat manusia sedangkan manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas saja yang dapat melihat Jin selain para Nabi dan Rasul. Sedangkan di akhirat semua manusia mukmin yang ahli surga dapat melihat Jin sedangkan Jin yang Khawas dan Khawasil-Khawas saja yang dapat melihat manusia.
Adapun kelebihan Jin yang telah diberikan oleh Allah adalah kemampuannya untuk mengubah dirinya dalam berbagai bentuk. Misalnya dalam perang Badar, Iblis telah menampakkan dirinya dalam bentuk seorang lelaki dari Bani Mudlij dan setan juga dalam rupa Suraqah bin Malik yang datang membantu tentara musrikin memerangi tentara Islam. (Iblis dan setan adalah juga merupakan bagian dari golongan Jin).
Dalam Sahih Bukhari juga ada meriwayatkan bahwa adanya Jin yang menampakkan dirinya dalam bentuk ular dan membunuh seorang pemuda yang mencoba membunuh ular tersebut. Selain itu Jin juga bisa menampakkan dirinya dalam bentuk rupa hewan lain seperti bentuk rupa kucing, anjing dan sebagainya.
2.      Bersahabat dengan Jin
Banyak di kalangan orang-orang Indonesia yang bersahabat dan menjadikan Jin sebagai pembantu dan Khadam mereka untuk membantu mereka melaksanakan tugas-tugas tertentu. Misalnya seperti dukun, pesulap, pengobatan alternatif dan sebagainya.
Namun tidak semua kaum di atas yang menggunakan Jin dalam kerja harian mereka. Ada juga golongan tersebut yang benar-benar memiliki keterampilan alami tanpa pertolongan dari Jin.
Singkatnya kita sebagai seorang Islam yang bersahabat dengan para Jin Islam maupun Jin kafir akan lebih banyak mendapatkan keburukannya dibanding kebaikan yang akan kita peroleh. Jin akan selalu merasuk dan mendorong manusia supaya melakukan kejahatan dan maksiat tanpa kita sadari.
3.      Masuknya Jin Kedalam Tubuh Manusia
Jin bisa merasuk dan masuk ke dalam diri manusia dengan berbagai cara dan manusia yang mengunakan layanan Jin untuk melakukan pengkhianatan kepada manusia lain pun melalui berbagai cara.
Sebagaimana sebuah hadis Rasulullah saw yang telah diriwayatkan oleh Sayidah Syafiyyah binti Huyay, bahwa Rasulullah pernah bersabda yang maksudnya: “Sesungguhnya setan (Jin) itu berjalan dalam tubuh anak Adam sebagaimana darah yang mengalir dalam tubuhnya”.
Dari hadis di atas jelaslah bahwa Jin dapat masuk kedalam tubuh manusia dan berjalan melalui urat nadi dan darah manusia. Jin dapat berjalan dalam tubuh manusia seperti arus listrik yang mengalir dalam kabel. Jin juga dapat menguasai manusia sehingga ia dapat menyebabkan perkelahian antar sesama manusia, manusia hilang ingatan, hilang kesadaran dan lain-lain lagi.
Jin bisa merasuki tubuh manusia baik diminta sendiri oleh manusia atau tanpa di sadari oleh manusia itu sendiri. Jin mendampingi dan merasuki manusia melalui salah satu cara berikut.
Diantaranya melalui Khadam atau manusia itu sendiri yang menjadikan Jin sebagai sahabatnya.
a.       Melalui “saka Baka”.
b.      Melalui Mantra-mantra yang di lakukan oleh manusia lain.
c.       Karena manusia itu sendiri lupa terhadap Allah atau melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah, berarti mendekatkan diri untuk diperdaya oleh jin dan syaithan.
d.      Melakukan kejahatan terhadap Jin, seperti menjatuhkan benda berat ditempat yang ada Jinnya,tanpa menyebut nama Allah sehingga menyebabkan kematian anak Jin.
e.       Karena ada Jin laki-laki yang jatuh cinta kepada perempuan yang suka bersolek atau perempuan yang suka keluar rumah untuk memperlihatkan kecantikannya dan tidak memakai kerudung serta suka menunjukkan auratnya.
f.       Membaca jampi-jampi, doa atau ayat-ayat tertentu yang dapat mendatangkan Jin.

Apabila Jin telah merasuki raga manusia, walaupun dengan cara apapun Jin tersebut akan mendiami salahsatu dari tempat berikut di anggota tubuh manusia. (mekipun sebenarnya mereka bebas bergerak kemanapun dalam raga manusia) Diantara tempat-tempat tersebut adalah:
1)      Mereka berkumpul di mata kanan dan kiri. Oleh sebabitu jika seseorang telah dirasuki Jin didalam badan mereka, mereka tidak akan berani berhadapan mata dengan orang lain.
2)      Berada di telinga kanan dan kiri, oleh karena itu manusia yang telah dirasuki Jin tidak suka mendengar nasehat dan teguran yang baik dan sangat suka mendengar hal-hal maksiat seperti musik yang melalaikan dan sebagainya.
3)      Berada di mulut manusia, oleh sebab itu manusia yang telah dirasuki Jin sangat suka berbicara hal-hal yang tidak berguna dan mendatangkan dosa seperti mengumpat, mencela, menghina manusia lainnya dan sebagainya.
4)      Berada di hidung manusia, sehingga menyebabkan manusia suka menghirup hal-hal yang tidak tidak dan dapat merusak diri manusia sendiri.
5)      Berada dipusar, sehingga menyebabkan orang tersebut selalu mengalami sakit perut dan berbagai penyakit yang tidak dapat dideteksi oleh dokter.
6)      Berada di kemaluan manusia, sehingga menyebabkan manusia suka melakukan hal-hal maksiat seperti berzina dan sebagainya.
Manusia yang selamat dari ganguaan Jin, Iblis dan setan adalah manusia yang selalu berada dalam Tauhid dan jalan Allah, melalui lidah, anggota badan dan hati, mereka juga berakhlak seperti akhlak Rasulullah serta rajin beramal dan menjalankan syariat Islam.
Jalan terdekat untuk berada dalam tauhid Allah adalah dengan kita mengambil contoh perbuatan dan akhlak orang-orang yang berada dalam tauhid Allah, seperti Nabi Muhammad, sahabat-sahabat beliau, para ulama dan sebagainya.
Dengan mengikuti segala ajaran yang telah di ajarkan oleh rasulullah, melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya kita akan aman dari gangguan para Jin, Iblis, setan atau sejenisnya, seperti kata para Ulama: “Kun Ma’Allah fain lam Takun ma’Allah, fakun ma’a man ma’Allah fainnahu yusiluka illallaah”.
Maksudnya adalah:“Hendaklah jadikan diri kamu bersama Allah, maka jika kamu tidak dapat menjadikan diri kamu bersama Allah hendaklah kamu jadikan diri kamu bersama dengan mereka yang telah beserta dengan Allah, maka sesungguhnya yang demikian itu akan menyampaikan diri kamu kepada Allah.”

    G.    Cara Menghindari Gangguan Jin
1.       Mohon Perlindungan kepada Allah
Allah berfirman, “Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf:200).
Selain itu, Adi Bin Tsabit meriwayatkan dari Sulaiman bin Shard, katanya, “Sungguh aku tahu ada kalimat sekiranya seseorang mengucapkannya, niscaya sirna sesuatu yang menggelisahkannya. Jika seseorang mengucapkan Ta’awudz.
2.      Membaca Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas
Kedua surat tersebut memang memiliki pengaruh yang dahsyat terhadap kejahatan dan gangguan setan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah selalu membacanya setiap malam saat akan tidur.
3.      Membaca Ayat Kursi
Mungkin anda ingat pada kisah yang diriwayatkan oleh Abu Hanifah saat beliau menjaga tugas tempat penyimpanan zakat Ramadhan. Ada pencuri yang mencuri ke gudang tersebut tiga malam beturut-turut. Pada malam pertama dan kedua, karena kasihan Abu Hurairah melepaskannya. Tapi pada malam ketiga Abu Hurairah bersikeras tak akan melepaskannya walaupun si pencuri memohon-mohon. Abu Hurairah berniat menghadapkan si pencuri pada Rasulullah. Tapi akhirnya Abu Hurairah melepaskannya juga karena si pencuri mengajari Abu Hurairah ayat Kursi. Belakangan diketahui bahwa si pencuri adalah setan yang menyamar.
Khasiat Ayat Kursi memang luar biasa. Disebutkan, bila ayat Kursi dibaca saat akan tidur, maka orang tersebut akan senantiasa dijaga oleh penjaga dari Allah dan tak akan didekati setan sampai pagi.
4.      Membaca Surat Al-Baqarah
Rasulullah pernah bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya rumah yang didalamnya surat Al-Baqarah dibaca tidak dimasuki setan.”
5.      Membaca Akhir Surat Al-Baqarah
Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis satu kitab 2000 tahun sebelum menciptakan mahluk. Dia menurunkan darinya dua ayat yang dijadikan-Nya sebagai penutup surat Al-Baqarah. Tidaklah keduanya dibaca dalam suatu rumah tiga malam (berturut-turut) lantas setan menetap disana.”
6.      Membaca Tiga Ayat Pertama Surat Al-Mukmin dan Ayat Kursi
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca tiga ayat pertama surat Al-Mukmin dan ayat Kursi di pagi hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai sore. Dan barangsiapa membacanya disore hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai pagi.”
7.      Membaca bacaan berikut:
LAAILAAHAILLALLAAHU WAHDAHULAA SYARIIKALAH. LAHULMULKU WA LAHULHAMDU WAHUWA ‘ALAKULLI SYAIINKODIIR.
Bacaan tersebut dibaca 100 kali sehari, maka faedahnya adalah memerdekakan 10 budak, ditulis bagi pembacanya 100 kebaikan, dihapus darinya sepuluh keburukan, dan dia mendapatkan penjagaan dari setan sehari itu sampai sore.
8.      Wudhu dan Shalat
Kedua hal tersebut merupakan perkara terbesar untuk membentengi diri dari setan, terutama saat diliputi amarah dan syahwat. Maka bila seseorang sedang bergejolak kemarahannya, berwudhulah dan shalatlah, maka kemarahan tersebut akan mereda.
9.      Tidak Berlebihan dalam Pandangan, Bicara, Makan, dan Bergaul.
Seringkali setan dapat menguasai seorang manusia dari keempat pintu tersebut.
a)      Pandangan merupakan pangkal fitnah, berlebihan dalam memandang dapat menimbulkan angan2, sibuk dengannya dan memikirkan cara untuk mendapatkannya.
b)      Berlebihan dalam berbicara juga membuka semua pintu kejahatan bagi setan.Pada sebuah Hadits diceritakan bahwa manusia bisa diseret ke dalam neraka hanya karena buah ucapan mereka sendiri.
c)      Berlebihan makan mendorong berbagai kejahatan. Perut kenyang memberikan kekuatan pada tubuh untuk berbuat maksiat dan memberatkan untuk berbuat baik. Banyak sudah kemaksiatan yang disebabkan perut terlalu kenyang, dan banyak pula ketaatan yang tidak bisa dikerjakan karena rasa malas yang ditimbulkan perut yang kenyang.
d)     Berlebihan dalam bergaul dapat menghilangkan nikmat adan menebarkan permusuhan, rasa dengki, iri, dan berbagai penyakit hati lainnya.
10.        Memperbanyak Dzikir pada Allah SWT
Nabi telah menyampaikan lewat Hadits bahwa seorang hamba hanya bisa menjaga hatinya dari godaan setan dengan berdzikir pada Allah. Jika seorang hamba mengingat Allah, maka setan akan menjauh dan begitu pula sebaliknya.

    H.    Sikap Manusia dalam Menyikapi adanya Jin
Sebagai mukmin kita harus mengikuti rambu-rambu yang diperintahkan oleh Allah dalam Al Quran. Dalam surat Al-Baqarah ayat 1-5, Allah SWT menjelaskan, termasuk ciri orang muttaqin adalah beriman pada alam ghaib. Tapi kita tidak boleh berbicara atau mengulas apapun yang berkaitan dengan alam ghaib ini, kecuali yang sesuai dengan Al Quran dan hadits.
Dan kalau kita tahu di rumah kita ada jin, sebaiknya kita memberi salam waktu kita masuk kamar tidur, “Assalamu’alaikum yaa ibadilahi sholihin.” dengan harapan jin yang tidak sholih-sholehah segera pergi dan tinggal yang sholeh saja. Salam adalah do’a, siapa tahu kita juga dido’akan oleh jin yang berada di rumah kita, yang menjaga kita dan melawan jin lain atau kafir yang coba menghambat rezeki kita lancar.

BAB III
PENUTUP

     A.    SIMPULAN
Bahwasannya Agama Islam itu sudah menjelaskan bahwa Jin itu ada dan keberadaannya ada ditengah-tengah kita, banyaknya interaksi antara manusia dan jin untuk hal-hal yang negatif saat ini sudah meresahkan mengingat banyaknya beban yang ada.

    B.     SARAN
Dengan lebih meningkatkan ibadah kita, kita akan terhindarkan dari bahaya akan tipu daya dan gangguan Jin, dan semoga dengan adanya makalah ini kita dapat menambah wawasan kita terhadap Jin.